Yulvin Mote |
Papua | Seorang Papua | Seorang Pilot pesawat udara asal Papua jebolan Epic Flight Academy, Florida, negara bagian Amerika Serikat, dilarang oleh Kementerian Perhubungan untuk menerbangkan pesawat udara dalam wilayah udara Indonesia. Pelarangan itu dialami oleh Yulvin Mote saat ia mendatangi kantor Kementerian Perhubungan di Jakarta Pusat guna mengurus lisensi.
Saat tiba di Jakarta menggunakan pesawat dari Texas, dijelaskan oleh Yulvin, besok harinya ia mendatangi Kementerian Perhubungan di instansi terkait pengurusan lisensi, dan ia diterima oleh salah satu pegawai instansi yang dimaksud.
Setelah menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan, Yulvin kemudian diminta untuk menyerahkan identitas diri dan dokumen persyaratan seperti ijazah atau sertifikasi terkait keahliannya.
Tidak lama berselang, pegawai yang menerimanya tadi, kembali menemui Yulvin dan mengatakan bahwa ia tidak diizinkan untuk menerbangkan pesawat dalam wilayah udara Indonesia bahkan pegawai yang dimaksud oleh Yulvin tidak menjelaskan alasan dibalik pelarangan itu.
"Saya tidak diberikan penjelasan dan jawaban mengapa saya dilarang untuk terbangkan pesawat dalam wilayah udara Indonesia," kata Yulvin seperti yang dikirimkan kepada kami melalui pesan aplikasi WhatsApp.
Kecewa, Yulvin cuma berpikir apa alasan dibalik pelarangan dirinya menerbangkan pesawat di Indonesia. Sementara di negara tempat ia sekolah penerbangan, memberikannya penawaran untuk bekerja di negara mereka.
"Bingung dan tidak tau mau buat apa dengan ijazah yang sudah saya dapat dengan susah payah dan banyak pengorbanan. Padahal saya bukan mantan kriminal atau mantan narapidana koruptor yang masih punya hak warga negara untuk berpolitik dan menjadi penyelenggara negara Indonesia," kata Yulvin dalam pesannya.
Meski begitu, Yulvin tidak sangkal bahwa ia sempat ditahan oleh pegawai Kementerian Perhubungan, pegawai Imigrasi dan TNI AU yang bertugas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Kejadian penahanan, dijelaskan oleh Yulvin, itu terjadi saat dirinya baru tiba dari Singapura dan hendak masuk ruang kedatangan bandara.
"Saya sempat dicegat oleh petugas-petugas di bandara. Di situ ada pegawai imigrasi, pegawai perhubungan dan TNI Angkatan Udara," jelas Yulvin dalam pesannya.
Motif Bintang Kejora, Yulvin menduga itu yang menjadi alasan ia dilarang untuk menerbangkan pesawat di Indonesia.
"Mereka mungkin larang saya karena kemarin (saat tiba di bandara dari Texas) saya ditahan di bandara saat saya dan penumpang lain mau masuk ke ruang kedatangan airport, dan mereka-mereka itu minta saya untuk lepas baju dan gelang motif bintang kejora yang saya pakai," jelas Yulvin.
Sebelumnya, Yulvin mengatakan bahwa ia kecewa dengan sikap pemerintah yang tidak mengizinkannya untuk menerbangkan pesawat dalam wilayah udara Indonesia, padahal sejak ia sekolah mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas kemudian lanjut ke Training Indonesians for Transition to Institutional Programs (TITIP), Sentani, Kabupaten Jayapura. Tanpa sedikit pun ada bantuan baik dari Pemkab Paniai, Pemprov Papua dan Pemerintah Pusat.
Untuk soal biaya sekolah penerbangan di negara bagian Amerika Serikat, Florida, dikatakan oleh Yulvin bahwa itu berkat kerja keras kedua orang tuannya, keluarga dan tetangga di kampung halaman yang melakukan "Ebamukai" (istilah dalam suku Mee yang berarti 'gelar tikar' untuk siapa saja boleh datang memberikan sumbangan secara sukarela dan sesuai kemampuan).
Sementara Pemkab Paniai, dikatakan oleh Yulvin, tidak memberikan jawaban atau respon terkait permohonannya untuk bisa melanjutkan pendidikan sekolah penerbangan di Florida.
Yulvin tidak melakukan banyak hal saat ini di kampung halamannya, tetapi dirinya sangat kecewa karena ia cuma bisa menonton para pilot dari luar Papua melakukan parking, landing, dan flying pesawat udara di kampung halamannya, dengan jarak rumah yang tidak begitu jauh dari airport.
"Kesempatan kerja di maskapai penerbangan, untuk saya sebagai putra asli Papua, sudah diambil oleh orang lain. Dan sekali lagi, saya cuma dibuat sebagai penonton oleh pemerintah," sesal Yulvin.
Sebagai catatan: kejadian pelarangan ini sudah terjadi sejak Tahun 2018 lalu. Tetapi Yulvin Mote, pria kelahiran Paniai Papua 1995 ini, tidak banyak bercerita kepada orang lain ataupun kepada media.
Yulvin sendiri yang mencoba untuk berkomunikasi dengan kami dan berhasil, kemudian ia meminta bantuan kami untuk membuat berita terkait peristiwa pelarangan terbang yang ia alami.
Kami juga sementara menyusun kisahnya dari kecil hingga saat ia tidak diakui sebagai warga negara Indonesia hanya karena sepotong baju dan gelang bermotif Bintang Kejora. | ED
39 Komentar
Saya merasa seakan Saya yang diperlakukan seperti itu, sebagai anak Papua, memang dlm bingkai NKRI ini tidak ada keadilan bagi kita, yang ada hanya perlakuan pelanggaran ham dan itu terus menerus terjadi. Negara negara ini tidak sadar bahwa semakin banyak pelanggaran ham semakin sulit untuk mendapatkan hati org Papua. Pesan saya kepada presiden Indonesia Joko Widodo agar mengambil langka tegas bagi mereka yg tidak paham dan akan menghadirkan negara ini.
BalasHapusNegara yang sama sekali tidak bisa menghargai manusiawi...
Hapusseakan akan benar di salakan salah dibenarkan
Negara yang berdemogratis, nyatanya negara memperkosa demokrasi.
BalasHapusMhn mf klarifikasi kalimat yg terakhir bahwa, maksud saya adalah. Mereka yg tidak paham dan akan menghancurkan negara ini.
BalasHapusSy kira hal ini harus jadi pelajaran bagi adik2 kuliah luar negeri,sebab mahasiswa kuliah dlm negeri beda dgn Luar negeri yakni mereka curiga kedatangan adik dgn motif bintang kejora mereka pikir bagian dr kampanye kemerdekaan itu alasannya
BalasHapusTerlalu sakit perilaku negara klonial Indonesia, untuk Apa ko paksakan kami bangsa West Papua hidup dgn klonial Indonesia?
BalasHapusBila perlu lepaskan kami kami siap dirikan negara West Papua
Sangat sakit
Entong aja yg buat negara sendiri di tepi pulau crismast
HapusKeburukan negara 62 ini sudah parah dan sangat tdk kemanusiaan
BalasHapusSok tau!
HapusSangat wajar, kamu orang terdidik harusnya mengerti arti bintang kejora bagi negara
BalasHapusMemangnya artinya apa?
HapusIyaaa bisa, tdkboleh saat seperti tu, pikiran normal harus fungsikan, ini negara org(melayu).
HapusDalam bernegara ada aturan aturan yg mengatur warga negaranya, saat kita melawan aturan pasti ada sanksi.hal ini yang perlu dimengerti. Oleh semua orang, papua masih wilayah NKRI saat saudara mengunakan simbol perlawanan terhadap NKRI sudah pasti akan di kenai sanksi.harus pintar dan bijak menempatkan diri
BalasHapusMasalah baju bermotif bintang kejora saja bisa bermasalah pada hal dipapua semua bebas gunakan motif bintang kejora baik gelang, noken baju kaos dan lain" spertinya biasa" saja tetapi diluar papua dilarang.
HapusTerus kenapa Indonesia tidak melarang berpakaian bergambar bendera Amerika, Australia dan negara2 lain?
Hapusko mo pakai cina, saudi, rusia, iran tra masalah karna itu bendera suatu negara yg su sah. br bintang kejora? negara apa? dmn? sayang sekali dorang su jauh2 sekolah di amerika tp pemahaman dangkal 🙏
HapusTentu saja orang Papua sudah memiliki Negara sendri maka kolonial Indonesia Buat hal itu ,pak Jokowi Dodo persiden negara Indonesia menyatakan bahwa Papua bukan bagi dari Indonesia Lepaskan Papua dari Indonesia
BalasHapusNegara sangat keliru
BalasHapusYg keliru itu saudara.....!!
HapusKatanya pilot, tapi otaknya dangkal, ini sebuah negara yg berdaulat penuh Bung...!!
Ada aturan dan etika tatakrama yg mengikat setiap warganegaranya....
Pemahaman Pemimpin2 kita di pusat SGT Rasis & SGT dangkal , Negara harusnya Konsisten KPD Administrasi Sebagai Salah sala satu kelengkapan bagi Warga negara lndonesia yg mau melamar pekerjaan , atau mendapatkan ijin bekerja & berkarir , Negara juga Bisa mengikuti rekam jejak seseorang utk mengetahui , latar belakang kesehariannya , apakah pernah melakukan Hal2 terlarang , atau melawan hukum , yg bertentangan dgn Negara , Tapi klu hanya Baju dn gelang berlambang Bintang kejora saja , itu SGT di sayang kan , sampai bisa mematikan Karir dn Cita2 nya seseorang yg Suda susah paya di dapat nya , lalu Negara dgn semuda itu Mematikan & memberhentikannya , , sangat tidak Manusiawi , klu begitu SEMUA JENIS PAKAIAN , TOPI SEPATU Dll yg BERMOTIF BENDERA NEGARA2 LUAR , DI TIADAKAN SAJA , atau bendera2 negara lain yg biasanya di pakai masa utk Pro Tim kebanggaan bola kaki per Negara , itu juga harusnya dilarang , itu kan hanya Simbol2 saja kok , SAYA HARAP PRESIDEN , MENTRI & TERUTAMA MENTRI PERHUBUNGAN , SEGRA PANGGIL ADIK INI UNTUK MENGAKTIFKAN KARIR & KERJANYA YG SLAMA INI DIA CITA2 KAN , GAK MUNGKIN BAJU KAOS & GELANG BISA BUAT MERDEKA BANGSA PAPUA , GAK MASUK LOGIKA & AKAL SEHAT ,
BalasHapusko mo pakai cina, saudi, rusia, iran tra masalah karna itu bendera suatu negara yg su sah. br bintang kejora? negara apa? dmn? sayang sekali dorang su jauh2 sekolah di amerika tp pemahaman dangkal 🙏
HapusTetap Semangat - Kebenaran dan kedilan akan berpihak. Papua..
BalasHapusMotif aja kok takut itu pakaian biasa negara ini seakan-akan memperkosa diri
BalasHapusSe kelas kementrian saja cara Padang nya berwatak rasis dan rendah... artinya benar bahwa Papua itu sedang dijajah!
BalasHapuspapua dijajah pihak luar, konspirasi kakak, agar pisah br dorang masuk menguasai. su ada itu contoh nya timtim 🙏
HapusSudah berjuang dari kecil mala nasip ada pada penguasa. Untuk apa sekolah?
BalasHapusIni salah satu contoh pembunuhan karakter
BalasHapusYang di lakukan pemerintah kepada kami orang asli Papua
https://www.papuadetik.com/2022/08/6-anggota-tni-jadi-tersangka-mutilasi-4.html
BalasHapusC a p e de......... Lupa istri anak....
Jikalau sperti ini kelakuan keamanan negara ini maka tidak salah kalau kami ingin merdeka😇😇.. Tapi ketika kami teriak minta keadilan kami dianggap pemberontak dalam negara.. KO BISA
BalasHapusNegara Indonesia terkutuk
BalasHapusMenyosong 17 Agustus 2022, di kabupaten Pengnungan Bintang provinsi Papua, setiap sudut kota Oksibil tertulis dalam bentuk spanduk dan baleho "Pulih lebih cepat dan Bangkit lebih kuat". Yg mau dipulihkan itu apa dan bangkit lebih kuat juga dalam hal apa? Sementara anak asli Papua -Indonesia satu-satunya saja bisa dicurigai demikian hanya karena memakai motif bintang Kejora!
BalasHapusBerkarya diLuar Nyong...Buat Indonesia Bangga kepadamu tanpa harus menjadi pilot di negara sendiri...Tuhan Yesus Memberkati 😊
BalasHapusTanda NKRI Sudah panik sekalipun hanya sebuah Gambar atau motif BK apalagi berbica dengan kata-kata dengan bahasa PAPUA MERDEKA.
BalasHapusDengar kisah ini saya jadi prihatin kami anak2 Papua punya talenta yang luar biasa sama dgn orang lain. Tuhan tdk tidur tuhan melliht isi hati adek saat ini dgn masalah yang terjadi. Percaya waktu tuhan yang terbaik. Berdoa dan berusaha pasti ada jln keluar.
BalasHapusAdk Yulvin Salam Hormat....Maaf adk punya Lisensi FAA(Amerika) dan adk mau kerja/terbang di Indonesia adk harus Endorse ke Lisensi ICAO/Eropa(Indonesia) terlebih dauluh melaluhi Flying School/Sekolah Pilot/Instansi yang ada di Indonesia sehingga dari DKUPPU bisa menerbitkan Lisensi ICAO/Indonesia. Adk kecuali Lisensimu ICAO/Indonesia hilang kamu bisa datang perseorangan ke kantor DKUPPU untuk minta di terbitkan Lisensi yang baru. Terimakasih.
BalasHapusNegara jadi aneh
BalasHapusSejak kapan orang Papua punya kehidupan di dalam bingkai NKRI?
BalasHapusHahaha hanya untuk mati saja...
Framing komentar2 tra nyambung macam org bodok tidak tau baca, tra perna sekola ka?
BalasHapusAlasan suda jelas to, terindikasi separatis krn pakai atribut yg di larang negara, kk dia bukan sopir angkot tapi pilot pesawat,
Jgn main2 dgn separatis kl masi mau gantungkan nasib ke negara,
Pelajaran buat calon2 org hebat jangan perna berpikiran sempit main2 dgn simbol2 yg di larang negara, mngkin dianggap hiasan tapi negara tdk anggap itu mainan jd Terima nasib sj, cari jalan supaya di maafkan
BalasHapus