Kronologi Bentrok NTT, Maluku, dan Papua di Barbasari Yogyakarta

kerusuhan_barbasari
Diibrilian Rumbewas, Mahasiswa Papua Korban Bentrok di Barbasari Yogayakarta, Sabtu (2/7/2022)

Keributan Awal

Bermula dari keributan yang terjadi di tempat hiburan Karaoke Glow, Barbasari, Daerah Istimewa Yogya antara kelompok Luis dari warga NTT dan kelompok Kece dari warga Maluku pada Sabtu, 2 Juli 2022 sekitar Pukul 01:45 Waktu Indonesia Barat. Menurut informasi dari pekerja maupun pengunjung tempat hiburan yang menjadi tempat kejadian perkara, sekitar Pukul 01:30 WIB atau limabelas menit sebelum kejadian yang berujung konflik, Luis dan kelompoknya yang selesai menggunakan fasilitas hiburan malam karaoke tidak membayar tagihan yang harus dibayar kepada kasir.

Dan karena kelompok NTT tidak mau membayar tagihan, pihak manajemen tempat hiburan tersebut langsung menghubungi bagian keamanan yang beranggotakan kelompok masyarakat sipil dari kelompok Maluku, kemudian kelompok Maluku mendatangi kelompok NTT dan tejadilah keributan dan saling serang antara dua kelompok ini baik didalam maupun di luar Glow Karaoke. Persoalan tidak membayar itu tidak hanya berakhir dengan saling adu jotos, karena kelompok NTT juga lakukan pengerusakan terhadap aset Glow Karaoke saat keributan pertama terjadi.

Penyerangan Kedua di Glow Karaoke

Dasarnya dua kelompok ini adalah preman yang merasa paling hebat soal mengancam dan pakai kekerasan fisik untuk menyelesaikan suatu persoalan, maka kelompok NTT bersama kelompoknya yang berjumlah sekitar 30-40 orang kembali ke TKP awal (Glow Karaoke) sekitar pukul 03:00 dan melakukan pengerusakan tempat hiburan malam itu menggunakan berbagai benda keras seperti kayu, batu, dan parang.

Penyerangan di Rumah Kelompok Maluku

Kelompok NTT yang merasa tidak puas dengan melakukan pengerusakan aset dan gedung Glow Karaoke, sekitar pukul 05:00 mereka pun mendatangi kediaman rumah Kece, ketua gerombolan preman asal Maluku, di Perumahan Jambusari, Ngemplak, untuk lakukan penyerangan. Akibat dari penyerangan ini meyebabkan 3 orang dari kelompok Maluku mengalami luka-luka karena sayatan benda tajam.

Korban Mahasiswa Papua

Penyerangan yang dilakukan oleh kelompok NTT, di rumah Kece dari kelompok Maluku di Perumahan Jambusari, tidak hanya menimbulkan korban dari kelompok Maluku yang berada di kediaman Kece, karena selain 3 orang korban yang telah kami sebutkan di atas, terdapat juga salah satu korban dari Mahasiswa Papua yang sedang melanjutkan studi di Yogyakarta. Mahasiswa Papua yang kebetulan berada di tempat kerjadian perkara II (rumah Kece) ikut menjadi korban atas ulah para preman asal NTT.

Korban yang secara fisik terlihat tidak seperti Orang Papua pada umumnya yang berambut kriting dan berkulit hitam, langsung diserang oleh beberapa orang dari kelompok NTT menggunakan benda tajam. Akibat dari penyerangan itu menyebabkan mahasiswa semester akhir Institute Teknologi Nasional Yogya itu, mengalami beberapa luka robek akibat benda tajam di sekitar tubuhnya. Mirisnya, tidak cuma tubuh mahasiswa Papua tersebut disayat oleh benda tajam, tangan sebelah kanannya juga di potong hingga hampir putus dan atas vonis dokter tangan sebelah kanannya mahasiswa yang bernama Dibrilian Taurisi Rumbewas itu harus diamputasi dan menyebabkan Dibrilian mengalami cacat permanen.

Mahasiswa Papua Buat Laporan Polisi

Penyerangan secara brutal yang dilakukan oleh kelompok NTT terhadap kelompok Maluku dan yang mengakibatkan salah satu mahasiswa asal Timika, Papua, menjadi korban salah sasaran sehingga mengalami cacat permanen, menggerakkan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMA-PAPUA) di Yogya untuk melaporkan tindakan kriminal itu di kantor Polisi setempat pada keesokan harinya.

Namun, setelah menunggu selama dua hari dan tidak ada tanggapan dari pihak kepolisian atas pelaporan yang dilakukan baik oleh keluarga maupun IPMA Papua, dan karena polisi dinilai lamban dan terkesan sengaja melakukan pembiaran sementara identitas awal dari para pelaku sudah diketahui secara umum yakni kelompok NTT, Senin (4/7/22) Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua lakukan demonstrasi di Kantor Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan tujuan meminta pertanggungjawaban polisi agar dengan segera menangkap para pelaku salah sasaran untuk diadili.

Konflik Kawasan Ruko Barbasar

Saat pelajar dan mahasiwa Papua sedang melakukan aksi demo di depan Polda DIY, kelompok Maluku juga datang dengan maksud dan tujuan yang berbeda yakni untuk mempertanyakan tindak lanjut pengaduan mereka atas peritiwa penyerangan di rumah saudara Kace, di Perumahan Barbasari, yang menyebabkan beberapa rekan mereka mengalami luka-luka dan termaksud mahasiswa Papua yang ikut menjadi korban salah sasaran dalam peritiwa penyerangan tersebut.

Demonstrasi pelajar dan mahasiswa Papua serta kedatangan kelompok Maluku di Polda DIY langsung ditemui oleh Direktur Kriminal Umum yakni Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi. Dan setelah pertemuan itu, dan karena tidak merasa puas dengan jawaban pihak kepolisian atas laporan kelompok Maluku dan pelajara/mahasiswa Papua, kelompok Maluku dan pelajar-mahasiswa Papua memutuskan untuk bersatu dan mendatangi sarang kelompok Luis (NTT) yang berada di kawasan Ruko Barbasari dengan maksud dan tujuan untuk main hakim sendiri akibat jawaban pihak kepolisian Polda DIY yang berusaha melindungi para pelaku penyerangan di rumah Kece.

Akibat penyerangan yang dilakukan oleh kelompok Maluku dan IPMA Papua di markas kelompok NTT di kawasan Ruko Barbasari, sedikitnya menyebabkan kerugian materil yang di antaranya 7 kendaraan roda dua dibakar dan sejumlah bangunan Ruko dirusak oleh massa. Ketegangan akibat penyerangan itu baru mereda setelah aparat Polda DIY diturunkan di lokasi kejadian guna mengamankan situasi.

Ketegasan Gubernur Yogyakarta

Selain itu, Gubernur Yogya, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Polisi segera menangkap dan memproses hukum para pelaku penyerangan dari kelompok NTT yang menyebabkan satu orang mahasiswa Papua mengalami cacat permanen akibat dipotong menggunakan benda tajam dan karena kelompok NTT (Nusa Tenggara Timur) merupakan dalang dari kekacauan yang menyebabkan kelompok Maluku dan IPMA Papua harus bersatu lakukan penyerangan yang merugikan warga sekitar kawasan Ruko Barbasari. | Daniel

Posting Komentar

0 Komentar